Tuesday, September 26, 2017

Marit Badge Memasak

Baru saja menjadi berita yang sanngat viral, ada beberapa pamuka yang keracunan gara gara makan nasi bungkus. Rupannya peristiwa ini mengingat kita sebagai pramuka. Kita semua diingatkan karena hampir semua kegiatan telah masuk ke wilayah instan. Betapa tidak  persami sekarang makanan telah disediakan, bahkan memasak di tenda sudahdianggap ketinggalan jaman. Dulu zaman yang dikata sudah lewat banyak membelajarkan kita semua. Dulu kendati perkemahan sehari, menyediakan makanan sendiri menjadi mutlak. Hampir semua pramuka bisa menanak nasi, dan dapat pula memasak sayur. Bahkan ketika ada seorang mahasiswa sedang menanak nasi di tempat kostnya langsung di justifikasi pernah menjadi anggota pramuka. 
sialnya sekarang menjadi instan, dan pramuka kurang sentuhan untuk belajar di alam bebas. Pembina menjadi penyedia bagikan bagian logistik, semua tersedia dengan sajian cepat, tanpa membelajarkan. Lebih aneh lagi kalau gagasan instanisasi itu justru dari Pembina.
Cerita di atas memberikan pengalaman baik bagi kita semua, padahal dahulu larangan membawa kompor di perkemahan  diberlakukan. 
Tak boleh meratapi kegiatan ini, sebaiknya justru digunakan batu loncatan berbenah. Mungkin gagasan lama perlu diangkat kembali. Ada festival menanak nasi bagi adik adik anggota pramuka siaga, yang sudah pada tingkatan Siaga Tata. Atau setiap kegiatan persami di wajibkan untuk menanak nasi sendiri, lalu pembina secara tidak langsung mengobservasi. Dari observasi itu pembina memberikan penilaian, dan kahir persami hasil observasi dapat dikonversi sebagai nilai kebiasaan, dan saat itu pula diakui sebagai sebuah kecakapan. Maka persami menjadi sarana pemberian tanda kecapakan khusus, atau marit badge. selamat ber PERSAMI dan Menanak Nasi.
Prangko Botswana, menggambarkan pramuka sedang memasak

2 comments:

  1. Mantap
    Memang jiwa pandu untuk adik2 kita sekarang sudah jauh dari darma dan sumpah setia.
    Tetapi....
    Kenapa bisa begitu....
    Bagaimana tongkat estafet yang kemarin kita emban...
    Apakah pandu kita salah karena hanya retorika yang dikemas secara rapi dan indah...??
    Sehingga takut kena noda dan kotoran.

    ReplyDelete