Friday, February 26, 2016

JAMBORE PRAMUKA 2016 di Cibubur

DEMAM JAMBORE
Sepulang dari tugas mulia, sebagai prajurit yang disegani ini segera menorehkan gagasannya,. Gagasan ingin membuat “miniatur tentara kecil” anak-anak laki-laki yang usianya antara 11 hingga 16 tahun diajak untun “adventure’, pejelajah dengan terbatas. Tentunya memilki maksud hebat, yang menanamkan jiwa kesatria sedari muda belia. Anak-anak tidak boleh lepas dari pengalaman di alam bebas, mencintainya lalu menjaga kelestariannya. Baden Powell sang prajurit itu, ingin anak-anak belia itu kelak menjadi manusia yang manusia, mereka bahagia, sehat, dan trampil dalam “prakarya”. Pengalaman Baden Powell memotret kejadian berbagai kejadian, lalu diputar ulang dengan mengajar anak-anak yang saat ini tidak genap sampai 10 orang, dan lama-lama bertambah yang meminatinya.
Ketika Baden Powell melihat Axis Mundi (temput kumpul) orang-orang suku Kenya –Afrika Selatan, nampak suku itu gembira ria sambil memutari totem sebagai axis mundi mereka. Ketika malam hari tiba mengusir dingin yang menusuk nusuk tulang, mereka mengitari api unggun sambil bernyanyi bersautan, seperti suara canon paduan suara. Pertemuan sukupun (jamboree) sering dilakukan untuk menerawang alam dan saling tukar pengalaman.
Terminologi jambore hingga saat ini diartikan sebagai pertemuan atau ajang pertemuan bukan salah makna, bahkan istilah Jamboree tidak lagi jadi monopoli milik pramuka, semua menggunakan istilah Jambore untuk ajang pertemuan.
Kini Pramuka Indonesia, akan menyelenggarakan Jambore 2016, diladang gladi pramuka Bumi perkemahan Cibubur. Tentu saat ini semuanya sudah demam mempersiapkan diri dengan berbagai upaya. Munculnya badge dengan sarwa warna dan makna telah nampak memenuhi laman sosial media. Badge kontingen telah dilombakan, kepanitian diberbagai kwartir mulai dibentuk, bahkan para pembisnis mulai menghitung-hitung keikutsertaan dengan raihan benefit yang, menggiurkan.
Orang semakin paham bahwa Jambore adalah aktivitas Pramuka yang dapat dijadikan apa saja, bisa berdampak mulia, dan kadang berimbas jadi wahana yang menguntungkan bagia orang lain. Kita akan mulai mengalkulasi berapa jumlah T-Shirt yang nanti hadir di aktivitas ini, lalu berbagai varian pernik-pernik juga akan bertebaran di tengah-tengah perkemahan. Ratusan juta bahkan milyard akan dikeluarkan untuk penghelatan ini. Tentu kita harus memanfaatkan ini, tidak hanya pesta tapi mengisi karakter kesatria para pramuka muda belia.
Sudah pasti, dan akan muncul barter badge antar kontingen, lalu saling menukar kekhasan daerah, berbagi sticker muncul, pernik-pernik menjadi alat tukar yang menyenangkan. Deman semacam ini akan berlangsung lama, bahkan hingga setahun setelah jambore usai berlangsung.
Aktivitas menyenangkan akan tiba, sepulang dari Jamboree ada penyakit baru, yakni menjadikan baju seragam pramuka menjadi kolase tempat memarkir berbagai badge sebanyak-banyaknya. Jangan ditegur mereka masih senang, mereka masih deman, sesungguhnya pramuka itu mempunyai penyakit yang sama, hanya kita yang jarang paham, dan sulit memaafkan.

No comments:

Post a Comment